Metode Oksidasi dan Reduksi dalam Penetapan Kadar Obat

https://youtu.be/wQonShW3tMI 

Komentar

  1. Pada data pengamatan penentuan kadar paracetamol diperoleh data yaitu perubahan warna menjadi biru-hijau tosca, nah pertanyaan saya bagaimana seandainya dalam proses tersebut tidak didapatkan perubahan warna menjadi biru-hijau tosca? Jika tidak diperoleh perubahan warna biru-hijau tosca apakah akan mempengaruhi hasil kadar dari paracetamol yang ingin diketahui tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Titrasi merupakan suatu analisis dengan mengukur jumlah larutan yang diperlukan untuk bereaksi tepat sama dengan larutan lain. Pada indikator dalam yang terdiri atas tropeolin OO berupa indikator asam-basa yang berwarna merah dalam suasana asam dan berwarna kuning bila dioksidasi oleh adanya kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen biru sebagai pengkontras warna sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan dari ungu menjadi biru sampai hijau tergantung senyawa yang dititrasi. Jadi jika tidak terjadi perubahan warna menjadi biru-hijau tosca itu berarti akan mempengaruhi hasil akhir dari volume titrasi yang akan didapatkan. Dikarena penambahan Indikator ini terjadi sebelum dilakukan titrasi menggunakan NaNO₂ sehingga dapat mempengaruhi hasil dari kadar yang akan didapatkan.

      Hapus
  2. Jadi tadi disebutkan bahwa titrasi redoks ini dilakukan pada ph yang netral. Yang dimana kalau phnya ngak netral bisa mengganggu titik akhir titrasi tersebut. Nah, seandainya adanya sampel yang memiliki ph yang tidak netral apa yang akan terjadi? Bagaimana titrasi redoks ini dilakukan pada pH yang tidak netral?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pada metode iodimetri dan iodometri larutan harus dijaga supaya pH < 8, karena dalam larutanalkali iodium bereaksi dengan hidroksida (OH⁻) menghasilkan ion hipoiodit yang akhirnyamenghasilkan ion iodat menurut, reaksi :
      I₂ + OH⁻ → HI + IO⁻
      3IO⁻ → IO₃⁻+ 2I⁻
      Sehingga apabila ini terjadi maka potensial oksidasinya lebih besar daripada iodium akibatnyaakan mengoksidasi tiosulfat (S₂O₃²⁻) yang tidak hanya menghasilkan ion tetrationat (S₄O₆²⁻) tapi juga menghasilkan sulfat (SO₄²⁻) sehingga menyulitkan perhitungan stokiometri. Oleh karena itu, pada metode iodometri tidak pernah dilakukan dalam larutan basa kuat.

      Hapus
    2. Dapat disimpulkan bahwa titrasi redoks pada metode iodimetri ini tidak bisa dilakukan dengan pH tidak normal karena ph sampel harus berada pada pH < 8. Jadi yang bisa dilakukan yaitu menggunakan metode lain selain iodimetri/iodometri misalnya menggunakan metode Diazotasi yang termasuk salah satu metode yang digunakan unutk melakukan titrasi redoks.

      Hapus
    3. Apabila tetap memaksa untuk melakukan titasi redoks dengan pH yang tidak netral atau > 8 maka dalam suasana alkalis I₂ akan bereaksi dengan Hidroksida (OH⁻) membentuk Iodida dan hyphoiodit yang selanjutnya terurai menjadi Iodida dan Iodidat yang dapat mengoksidasi thiosulfat menjadi sulfat. Sehingga reaksi berjalan tidak kuantitatif.

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar